Perbanyak Konsumsi Serat, Kurangi Penyakit
Sejumlah
ilmuwan kesehatan India mengatakan, untuk meningkatkan kesehatan dan
mengurangi penyakit, konsumsilah makanan berserat lebih banyak. Tim
peneliti menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan, serat dapat
menghindari gangguan kesehatan seperti usus, memperlancar pembuangan
gas dan tinja.
Dengan
meningkatkan asupan serat sepanjang hari akan membuat metabolisme tubuh
jauh lebih baik. Hasil penelitian yang diterbitkan dalama International
Journal of Food Safety itu mengatakan, serat dapat diperoleh dalam
buah-buahan, sayuran, aneka jenis gandum, seperti bubur dan kacang-kacangan.
Diet
serat, juga dikenal sebagai memisahkan bahan makanan dari yang kasar
jadi lebih halus atau roughage, adalah istilah yang umum bagian yang
non-dicerna dari buah dan sayuran saat dimakan.
Ada
dua bentuk makanan larut. Yaitu serat larut (Prebiotik, kental) yang
mudah rusak atau difermentasi dalam usus besar yang kemudian menjadi
fisiologis aktif dan gas. Yang kedua adalah serat larut metabolik inert,
yang menyerap air saat melewati sistem pencernaan, yang kemudian diubah
sebagian besar untuk otot-otot usus dapat bekerja saat buang air besar.
Vikas Rana salah satu peneliti
dari The Rain Research Institute, di Assam, India, menjelaskan bahwa
kebiasaan makanan modern telah mengakibatkan peningkatan obesitas,
penyakit jantung dan diabetes tipe 2. “Ini semakin lebih umum bahkan di
negara-negara di mana makanan 'Barat' diproses dengan kandungan gula
yang tinggi dan lemak jenuh,seperti daging sapi dan produk susu. Dengan mengkonsumsi diet serat dapat menjadi pilihan.”
Para
ilmuwan itu menunjukkan bahwa bukti bahwa dengan mengkonsumsi serat
lebih banyak dapat memperbaiki jaringan-jaringan tubuh. Bahkan dapat
mengurangi kolesterol, pelemahan glukosa darah, menjaga kesehatan
pencernaan, dan positif mempengaruhi kalsium bioavailability dan fungsi
kekebalan tubuh. Hal ini sangat penting untuk generasi sekarang dan masa
depan.
“Dengan mengkonsumsi
makanan berserat dalam jumlah yang memadai dapat mengakibatkan
peningkatan kesehatan saluran pencernaan, dan pengurangan kerentanan
terhadap penyakit seperti penyakit diverticular, penyangkit jantung,
kanker usus besar, dan diabetes. Peningkatan konsumsi juga telah
dikaitkan dengan peningkatan dan penurunan berat badan,” tandas Vikas.